TEMPO.CO, Mataram - Para pelancong yang tengah berwisata ke Nusa Tenggara Barat banyak yang menanyakan lokasi kediaman Lalu Muhammad Zohri, juara dunia lari 100 meter U-20. Hal itu menimbulkan ide di benak Lalu Abdul Hadi Faishal, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Nusa Tenggara Barat, agar rumah Zohri dijadikan museum mini untuk mengenang perjuangan pemuda 18 tahun tersebut.
''Saya selalu ditanya di mana rumah juara dunia. Bahkan, melalui supir travel, wisatawan menyatakan minta diantar dan ingin melihat rumahnya. Ini menjadi daya tarik baru,'' kata Hadi, Rabu, 18 Juli 2018.
Lokasi rumah tinggal Zohri memang cukup strategis dari destinasi wisata yang ada. Kediaman Zohri tepatnya berada di Dusun Karang Pansor, Desa Pamenang Barat, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Lombok Utara.
Dari jalan besar, rumah Zohri masuk ke kampung sekitar 50 meter. Tak jauh dari sana, ada Pelabuhan Bangsal yang bisa terus menuju kawasan wisata Gili Indah, Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Setiap hari, ribuan wisatawan melewati area ini.
Rosida, 46 tahun, guru olahraga SMP Negeri 1 Pamenang Kabupaten Lombok Utara, bersama Lalu Muhammad Zohri. (Dok. Rosida).
Jika idenya diterima, menurut Hadi, lingkungan permukiman setempat juga bisa dihadirkan sebagai cikal bakal desa wisata. “Rumah-rumah penduduk bisa dijadikan tempat menginap wisatawan,” ujarnya.
Hadi mengaku sudah mengunjungi rumah Zohri pada Selasa, 17 Juli. Bangunan itu sudah rata karena dibongkar untuk dibangun lagi dengan yang lebih baik. Namun dia melihat barang-barang milik keluarga Zohri masih utuh.
Barang-barang itu, misalnya, tempat tidur rangka kayu beralas belahan bambu, buku-buku pelajaran yang ditumpuk di dalam kardus, dan bekas anyaman bambu bekas dinding rumahnya yang berukuran 4 x 7 meter.
Menurut Hadi, museum prestasi atlet sprinter tersebut nantinya bisa diisi dengan barang-barang milik Zohri yang ada di rumah itu, misalnya medali-medali, buku-buku, sepatu, sepeda motor, dan foto-foto Zohri. ''Saya minta kepada pamannya agar barang-barang itu diamankan sebagai kenangan Zohri," ucapnya.
Museum ini bisa juga menjadi motivasi bagi generasi muda untuk berprestasi. Tidak hanya di bidang atletik, tapi juga bidang lain. “Museum mini juga dapat membantu perekonomian keluarga dan masyarakat sekitar karena pasti dikunjungi banyak wisatawan,” tutur Hadi.
Selama menekuni olahraga lari, Zohri telah mengumpulkan tujuh medali emas dari tingkat nasional, Asia, hingga dunia.
SUPRIYANTHO KHAFID